Unisma Promosikan Doktor Spesialisasi Resolusi Konflik dan Sosiologi Pendidikan Islam

Ali Ismunadi Doktor PAI Multikultural spesialisasi Sosiologi Pendidikan Islam

Program Doktor (S3) PAI Multikultural Universitas Islam Malang mempromosikan doktor dengan spesialisasi Resolusi Konflik dan Sosiologi Pendidikan. Penetapan tersebut melalui sidang disertasi secara terbuka pada jumat, 9 Desember 2022.

Ali Ismunadi dengan spesialisasi sosiologi pendidikan lebih dahulu dipromosikan, disusul oleh Muhammad Riza dengan spesialisasi Resolusi Konflik. Ali Ismunadi mempertahankan disertasi berjudul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Multikultural di SMA Karangturi Semarang”.

Promovendus Ali Ismunadi menjelaskan bahwa sekolah yang tua, yaitu SMK Karangturi. Mulanya sekolah ini merupakan sekolah etnik Tionghoa, namun dalam perkembangannya menjadi sekolah yang multikultur. Uniknya, Kondisi guru dan tenaga pendidikan mayoritas muslim, sedangkan murid rata-rata kristen, baik katolik maupun protestan. Murid muslim hanya sekitar 5% dari total murid.

Baca pula S3 PAI Multikultural Luluskan Doktor ke-77 dan ke-78

Temuan menarik di antaranya nilai-nilai saling mengenal, keakraban, tata krama, asah asih asuh, toleransi, empati, keteladanan, persahabatan dan silaturahmi. Pendididikan kewirausahaan dicontohkan oleh pendiri dan diperkuat oleh jaringan alumni yang kuat juga mempererat alumni di sisi kewirausahaan.

Penanaman nilai-nilai Islam lebih ditonjolkan karena beberapa di antaranya berasal dari keluarga berbeda keyakinan.

Beberapa kegiatan multikultural di antaranya ziarah, siswa muslim berziarah di makam Nyatnyono, sedangkan Katolik ziarah di Goa Maria di Salatiga. Baik muslim dan non-muslim ke 2 tempat ini. Jika ziarah ke Nyatnyono, maka siswa muslim akan mengikuti ziarah, sedangkan non muslim akan langsung ke tempat hiburan di areal makam. Begitu sebaliknya juga ketika berkunjung ke Goa Maria.

Ali Ismunadi menerima nilai ujian promosi doktor PAI Multikultural

Ujian terbuka Ali Ismunadi dan Muhammad Riza dipimpin oleh Prof. Dr. Djunaidi Ghony, dibantu sekretaris sidang Prof. Junaidi, M.Pd., Ph.D. Penguji lainnya Prof. Dr. Imam Suprayogo, Prof. Dr. Yaqub Cikusin, M.Si, serta Prof. Dr. Abdul Haris, MA., Prof. H, M Maskuri, M.Si dan Prof. H.M. Mas’ud Said, MM., Ph.D

Baca pula S3 PAI Multikultural Raih Akreditasi Unggul, UNISMA Gelar Tasyakuran

Promovendus Muhammad Riza mempertahankan disertasi yang berjudul “Implementasi Nilai Pendidikan Agama Islam Multikultural sebagai Landasan Resolusi Konflik; Kajian tentang Proses Pembelajaran di Dayah Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah Mesjid Raya Samalaga Aceh”.

Dayah tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Aceh. Salah satunya ialah Dayah Mudi Mesra al-Aziziyah Samalaga Dayah memiliki karakter dengan Pesantren. Promovendus menjelaskan bahawa Dayah berasal dari Arab “Zawiyah”, tradisi dibawa orang Arab.

Peneliti menemukan bahwa nilai resolusi konflik pada Dayah terdapat 2 jenis, yaitu nilai preventif dan kuratif. Kemampuan resolusi konflik masyarakat dayah, tidak serta merta muncul hemat peneliti dibentuk dari dalam Kajian Turats Klasik yang masih berlangsung dengan masyarakat Aceh.

Muhammad Riza berfoto dengan penguji didampingi mahasiswa dari Aceh yang berkuliah di Malang

Menurut Prof. Imam Suprayogo, selaku penguji, sekolah umum dan Dayah bisa dipadukan dengan kehutuhan modern tentang pengelolaan sumber daya alam mengenai pertanian, kehutanan dan kelautan.

Menurut Dosen IAIN Gajah Putih ini, nilai-nilai yang yang perlu diperjuangkan untuk meredam konflik ini ialah equity (keadilan) dan equality (kesetaraan). Sehingga masyarakat multikultural terwujud. (AL/PPS)