Unisma Kukuhkan Prof. Dyah dan Prof. Woro Sebagai Guru Besar

Universitas Islam Malang (Unisma) semakin kokoh dalam ranah akademik dengan penambahan dua Guru Besar yang berprestasi. Mereka adalah Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd, dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Prof. Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, MP, yang ahli dalam Hortikultura di Fakultas Pertanian. Keduanya akan diresmikan oleh Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri, M.Si, pada Rabu (20/12) di Gedung Pascasarjana.

Prof. Dr. Dyah Werdiningsih, M.Pd, yang menekankan bahwa setiap dosen memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi Guru Besar. Hal ini memerlukan ketekunan dan tanggung jawab yang besar, terutama dalam menjalankan tugas Tridharma Perguruan Tinggi.

“Pangkat Guru Besar ini merupakan hasil dari ketekunan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas Tridharma Perguruan Tinggi. Semua dosen memiliki peluang yang sama,” ujarnya.

Pada acara Pengukuhan Guru Besar hari ini, Prof. Dyah akan menyampaikan orasi ilmiah dengan judul “Mencintai Bumi Melalui Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (BSI) Berwawasan Ekoliterasi.”

“Judul tersebut mencerminkan pemikiran saya sebagai insan pembelajar berdasarkan hasil penelitian inovasi pembelajaran BSI,” katanya.

Dia berharap orasinya dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian akan pentingnya dunia pendidikan dalam mendukung upaya pelestarian lingkungan melalui pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, serta mendorong peningkatan upaya komprehensif untuk mengurangi risiko ancaman terhadap keberlanjutan ekosistem global dan kehidupan manusia.

“Pendidikan lingkungan sangat penting. Banyak ayat dalam Alquran yang mengingatkan untuk tidak merusak lingkungan. Dan Allah menegaskan bahwa kerusakan yang terjadi di bumi disebabkan oleh ulah manusia. Oleh karena itu, pembelajaran lingkungan di sekolah adalah wujud syukur dan ketaatan kita pada perintah Allah,” pungkasnya.

Hal serupa disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Mahayu Woro Lestari, MP, melalui karya risetnya, berhasil menemukan jenis sayuran baru yang dinamai tanaman Junggul. Tanaman ini, yang umumnya dianggap liar oleh kebanyakan orang, khususnya di perkotaan, ternyata memiliki nilai gizi yang tinggi.

“Dengan riset kreatif saya, saya berusaha mendidik masyarakat bahwa tanaman yang dianggap mengganggu ini sebenarnya dapat dimanfaatkan dan mengandung nutrisi yang penting,” ungkapnya.

Tanaman Junggul mudah ditemukan di pedesaan, tumbuh di pematang sawah, ladang, kebun, atau pinggir jalan. Meskipun dianggap gulma dan sering diabaikan, Prof. Woro berharap hasil risetnya dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat tanaman ini.

“Semoga masyarakat dapat lebih menghargai keanekaragaman hayati di sekitarnya, termasuk mengonsumsi sayuran Junggul yang kaya akan Vitamin A, B, dan D,” tambahnya.

Dalam wawancara, Prof. Woro mengajak dosen-dosen muda Unisma untuk aktif melakukan penelitian guna meningkatkan karir akademik, mencapai jabatan Guru Besar, dan pada akhirnya, meningkatkan kinerja institusi Unisma.

“Saya, meskipun sudah tidak muda, tetap memiliki semangat untuk naik jabatan akademik hingga menjadi Guru Besar. Apalagi bagi dosen-dosen muda, pasti bisa,” tegasnya.