Hari ini, Sabtu 17 Oktober 2020, Magister Manajemen menggelar guest lecture “Change Management as Core Competency Facing Industry 5.0”. Kuliah tamu ini menghadirkan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai.
Sebelum paparan dari Kepala BPSDM, Direktur Pascasarjana, Prof. M. Mas’ud Said, PhD dan Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri, M.Si memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Guru Besar Ilmu Pemerintahan tersebut menyebutkan alasan mengapa mengundang BPSDM sebagai pemateri.
Salah satunya karena 2 distingsi Magister Manajemen adalah Change Management and Organizational Mangement. Terdapat kisi pengembangan sumber daya manusia dalam distingsinya. “We are now living in the coordination and collaboration era”, pungkasnya.
Rektor Unisma, Prof. Dr. Maskuri mengingatkan bahwa manajemen adalah aspek yang diperhatikan oleh Islam. Salah satunya, jika seseorang memiliki hutang, Allah memerintahkan untuk menulis catatan hutang tersebut. Hal ini sebagai bukti perhatian Islam terhadap aspek manajemen.
Setelah sambutan, dialanjutkan dengan menandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Program Studi Magister Manajemen dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur. PKS ini sebagai bentuk tindak lanjut dari MoU antaran Univeristas Islam Malang dan Pemprov Jawa Timur.
Aries Agung Paewai menyampaikan materi yang berjudul Pengmbangan SDM yang unggul untuk menghadaoi industri 5.0. Salah satu tantangan dalam idustri yang paling kuat adalah disrupsi. Disrupsi mengancam semua orang yang tidak siap dengan perubahan besar.
Dalam awal penyampaian, Kepala BPSDM Jatim tersebut menyatakan Kolaborasi penyelamatan ekonomi nasional. Semua lini saling bahu-membahumenangani pandemi. Harus bangkit sama-sama agar kehidupan masy berinterakis dengan ekonominya masing-masing, bagaimana bank dalat tersentuh kembali oleh masyarakat.
Perubahan besar yang terjadi akibat disrupsi ini mengakibatkan perubahan sektor lapangan kerja. Kini sebagian besar lapangan kerja telah diotomatisasi.
Namun, Tidak semua pekerjaan mampu diotomatisasikan. Tetap manusia dibutuhkan untuk ide-ide kreatif dan inovatif. Peluang baru ini masih ada dan terus bermunculan. Sehingga memunculkan jenis pekerjaan baru yang tidak ada sebelumnya.
Disrupsi menuntut perubahan di birokrasi. Kini, birokrasi dituntut untuk memberikan pelayanan yang mengutamakan kecepatan, transparansi, dan interkoneksi. Interkoneksi tidak hanya koordinasi dan kolaborasi tidak hanya wilayah administratif juga, juga kerja-kerja nyata. Change management mutlak diterapkan baik sektor birokrasi maupun sektor swasta.(AL/NAD/PPS)