Memilah Korelasi Islam dan Multikultural dengan Cita-Cita Indonesia menjadi Negara Maju

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 9,54 persen, menurun 0,17 persen poin terhadap September 2021 dan menurun 0,60 persen poin terhadap Maret 2021. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2022 sebesar 26,16 juta orang, menurun 0,34 juta orang terhadap September 2021 dan menurun 1,38 juta orang terhadap Maret 2021. Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2021 sebesar 7,60 persen, turun menjadi 7,50 persen pada Maret 2022. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada September 2021 sebesar 12,53 persen, turun menjadi 12,29 persen pada Maret 2022.

Berdasarkan data tersebut, dapat dipahami bahwa semakin ke sini tingkat kemiskinan di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun, sekalipun menunjukan tren positif, satu fakta yang tidak bisa dipungkiri dari data tersebut adalah bahwa di negeri ini masih mencatatkan sekian persen penduduk miskin. Tentu hal tersebut adalah salah satu potret masalah yang harus segera diselesaikan mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki ragam potensi untuk dikembangkan secara maksimal yang beroriantasi kepada penyelesaian masalah tersebut.

Dalam salah satu kolom Kompas, diterangkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju. Potensi yang dimiliki Indonesia itu mulai dari sumber daya manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA). Dari sisi SDM, Indonesia memiliki bonus demografi dengan penduduk usia muda yang lebih banyak sehingga dapat mendongkrak produktivitas. Dengan produktivitas yang tinggi dapat dongkrak pertumbuhan ekonomi. Hal itu menurut beberapa sumber dapat membawa kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia yang menjadi indikator negara maju.

Sejalan dengan hal tersebut, salah seorang analis kebijakan publik membeberkan tentang beberapa alasan kenapa Indonesia bisa menjadi negara maju. Pertama, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari minyak bumi, gas alam, batu bara, mineral, hingga hasil pertanian dan perkebunan. Kekayaan sumber daya alam ini dapat menjadi modal bagi Indonesia untuk mengembangkan perekonomiannya.

Kekayaan alam tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan berbagai produk dan jasa yang dapat meningkatkan perekonomian Indonesia. Misalnya, hasil tambang dapat diolah menjadi berbagai macam produk industri, hasil pertanian dapat dijual di pasar domestik maupun ekspor, hasil perkebunan dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan dan minuman, hasil kehutanan dapat dimanfaatkan untuk industri kayu dan pulp, hasil kelautan dapat dimanfaatkan untuk industri perikanan dan pariwisata, dan kekayaan alam pariwisata dapat dimanfaatkan untuk menarik wisatawan asing.

Baca pula Gerakan Waqaf Kaum Muslimin Indonesia di Inggris

Kedua, Indonesia memiliki penduduk yang besar, yaitu sekitar 270 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia, Indonesia memiliki pasar domestik yang sangat besar. Hal ini dapat menjadi potensi bagi pertumbuhan ekonomi, karena dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan konsumsi masyarakat. Populasi usia produktif Indonesia diperkirakan mencapai 67% dari total populasi pada tahun 2045. Hal ini berarti Indonesia memiliki sumber daya manusia yang besar untuk bekerja dan menghasilkan produk dan jasa.

Ketiga, faktor geografis yang strategis. Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta dua samudera, yaitu Pasifik dan Hindia. Letak geografis yang strategis ini dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan perdagangan dan investasi.

Keempat, Indonesia terus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia dan daya saing produk-produk Indonesia di pasar global.

Kelima, Indonesia terus membangun infrastruktur, seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan jaringan listrik. Infrastruktur yang memadai dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Keenam, Indonesia memiliki banyak potensi untuk mengembangkan inovasi, baik di bidang teknologi, ekonomi, maupun sosial. Inovasi dapat menjadi kunci bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saingnya di dunia global.

Poinnya adalah negeri ini memiliki peluang yang sangat terbuka lebar untuk menaikkan statusnya sebagai negara maju dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi besar dunia. Tinggal sekarang bagaimana pemangku kebijakan mampu mengorganisir semua stakeholder yang ada untuk terlibat dalam cita-cita tersebut.

Dari sekian upaya yang dilakukan, kami memandang bahwa salah satu hal yang perlu dimaksimalkan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan Indonesia menjadi negara maju adalah aspek Islam dan multikultural.

Sebagaimana diketahui bahwa Islam dan multikulturalisme adalah potensi yang dimiliki Indonesia karena keduanya merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia yang kaya akan keragaman budaya dan agama.

Indonesia adalah negara multikultural yang memiliki penduduk dengan beragam agama, suku, ras, dan budaya. Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan populasi sekitar 87,2%. Keragaman ini merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju.

Salah satu potensi Islam adalah nilai-nilai toleransi dan persaudaraan yang diajarkannya. Nilai-nilai ini dapat menjadi landasan untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Dalam Islam, setiap manusia memiliki derajat yang sama di mata Tuhan, terlepas dari perbedaan agama, suku, ras, dan budaya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Nilai-nilai toleransi dan persaudaraan ini dapat menjadi katalisator dalam membangun masyarakat multikultural yang harmonis. Dengan adanya toleransi, masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling mendukung. Sedangkan persaudaraan dapat mempererat hubungan antar warga negara, sehingga mereka dapat bekerja sama untuk memajukan bangsa.

Potensi Islam lainnya adalah semangatnya untuk menuntut ilmu. Islam mendorong umatnya untuk mencari ilmu pengetahuan, baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum. Dengan ilmu pengetahuan, umat Islam dapat mengembangkan diri dan memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.

Semangat menuntut ilmu ini dapat menjadi modal untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, Indonesia dapat bersaing dengan negara-negara lain di dunia.

Keragaman budaya juga merupakan potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Keragaman budaya ini dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara. Dengan mengembangkan pariwisata, Indonesia dapat meningkatkan perekonomiannya.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa potensi Islam dan multikultural di Indonesia dapat dimanfaatkan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju. Dengan nilai-nilai toleransi dan persaudaraan, semangat menuntut ilmu, dan keragaman budaya, Indonesia dapat menjadi negara yang sejahtera, makmur, dan bersatu.

Penulis : Imam Alfafan Yakub