Khofifah Indar Parawansa: Teknokrat Ulung yang Menguatkan Marwah Jawa Timur di Eropa

Gubernur Jawa Timur bersama Direktur Pascasarjana Unisma, Prof. M. Mas'ud Said, Ph.D

Penulis: Prof. M. Mas’ud Said., MM., Ph,D
Direktur Pascasarjana Unisma – Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Jawa Timur.

Saya bersyukur berkesempatan mendampingi muhibah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, ke United Kingdom akhir Agustus 2023 ini.

Gubernur Jawa Timur, perempuan pertama yang memiliki reputasi manajerial pemerintahan tingkat atas, hadir bersama rombongan dalam kapasitas yang melekat dalam dirinya; Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama, Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Airlangga Surabaya, disamping sebagai Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang menurut KH Yahya C. Staquf sebagai kader terbaik NU yang memiliki kemampuan teknokratik yang sangat mumpuni.

Logika dan alasannya sederhana saja dan nyata saja, dapat diamati; sejak usia relatif muda menapaki peran sebagai anggota dan pimpinan DPR RI, dua kali menjabat menjadi menteri dan kini gubernur Jawa Timur yang tetap bersinar bersama hasil kerjanya, hampir tanpa cacat, dengan ratusan penghargaan terbaik dalam tata kelola pemerintahan.

Baca pula Cawapres NU Penentu Pemilu

Dengan demikian, setiap kegiatan dan aktivitasnya dimaknai dan ditujukan untuk menguatkan visi misi organisasi dan jam’iyahnya.

Dia adalah pemimpin visioner. Tiga atau empat atau belasan misi yang berat dan futuristik melekat sebagai pejabat dan pemimpin sosial keagamaan yang bisa berinteraksi kolaboratif dengan siapa saja; semua lapisan dan profesi. “Arek Suroboyo yang cekatan, bonek yang tangguh,” kata Ari Kusuma, yuniornya di Unair.

Dapat dipastikan, sudah tentu, di setiap muhibah dan kunjungan kerja di berbagai desa dan kampung ada manfaat baik bagi masyarakat kecil yang disapanya.

Demikian pula pada perjalanan multi tujuan di negeri Ratu Elizabeth ini. Jadwal sangat padat hampir tanpa istirahat, tanpa jeda.

“Prof Mas’ud Said, alhamdulillah nggih Prof, tidak terasa kita sudah 5 hari di sini. Kami diajari memutuskan sesuatu dengan sangat sempurna,” ujar Lak Parmin protokol Pemprov Jatim. “Tidak terasa telah mengerjakan begitu banyak acara penting dalam hitungan hari dan dalam hitungan jam; kerja cerdas, cepat, dan tanpa kesalahan sedikit pun.”

Sudah tidak bisa disangkal lagi, mantan aktivis PMII dan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Menteri Sosial 2014-2018, si teknokrat perempuan unggulan NU sejak jamiyah ini lahir 100 tahun lalu, sulit dicari tandingannya; kerja keras dan kegigihannya.

Belum lagi suaranya yang lantang dan intonasinya jelas dalam setiap paparan, dan pidatonya yang sistematis dan berbobot. Mungkin karena dia sekolah Tinggi Ilmu Dakwah murid Prof M Roem Rowi, sang ahli al Qur’an.

“Khofifah itu sangat cepat kerjanya dan sangat tegas,” sebut Presiden Jokowi dalam sebuah kesempatan puncak acara HUT Muslimat NU ke-73 di Gelora Bung Karno dan di Malang.

Pujian terukur itu disampaikan dalam kesempatan yang lain. Sedangkan Bapak Wakil Presiden RI Prof Dr KH Makruf Amin menyebutnya sebagai “kader yang harus bisa diharapkan memimpin Indonesia di masa depan”. Penilaian lain yang kurang lebih sama telah diberikan oleh almarhum KH A Hasyim Muzadi, KH Sholahudin Wahid, dan KH Abdurrahman Wahid.

Sebagian besar sahabat yang dekat dengan beliau dan orang-orang yang pernah dan sedang bekerja, menjadi saksi bahwa Khofifah adalah sosok pemimpin dengan “strong leadership” yang tahu mendalam psikologi massa dan psikologi politik.

Beberapa hatersnya, termasuk yang dalam tiga kali Pilgub Jatim tahun 2008, tahun 2013, tahun 2018 anti Khofifah, sekarang sebagian merapat dan tetap menjalin silaturrahmi dengan sangat baik. Indah sekali sikapnya. Sangat hormat kepada kyai dan pimpinan pesantren. Orang dekatnya sering melaporkan, “Bu, orang itu dulu mengatakan Ibu jelek sekali, Bu itu haters Ibu lho.” Lalu dengan senyum “tidak apa-apa, kita tetap bersaudara karena kita punya tujuan sama,” jawabnya enteng. Berkali-kali situasi ini ada dalam berbagai acara.

Selama ini saya tahu dan saya ikuti, Khofifah dan timnya bekerja secara terencana, dengan jadwal sangat ketat, padat, bekerja secara disiplin dan detail. Para kepala dinas dan pimpinan lembaga daerah, terutama Muslimat NU, Yayasan pendidikan Khadijah, dan belasan organisasi non-profit yang dibinanya.

Hanya saja ada saja orang atau lembaga merasa tidak cukup dihargai karena dalam sehari terdapat rentetan jadwal undangan luar dan kegiatan pemerintahan bisa 10 sampai 12 acara seharian dan semalam. Tentu tak semua bisa dihadiri secara pribadi.

Itu sesungguhnya hal yang normal saja, karena dalam sehari-semalam Tuhan YME menyediakan waktu hanya 24 jam. “Coba kalau sehari-semalam dijatah Tuhan 28 jam, akan lain,” guraunya.

Saya sendiri yang menjadi salah satu saksi bahwa energi dan kapasitas serta kesediaan berkorban apa saja, termasuk korban harta dan perasaan serta tenaga dan waktu. Mungkin saja banyak orang yang tidak puas karena tidak bisa bertemu Bu Khofifah, atau tidak bisa berbicara banyak.

Dalam bahasa Kementrian Sosial, salah satu syarat untuk bisa menjadi pahlawan nasional menurut undang-undang adalah bekerja melebihi tugasnya.

Selain sebagai pribadi yang ikut mengawal perjalanan beliau selama 8 tahun terakhir ini, saya hadir dan ikut rombongan dalam kapasitas sebagai Direktur Pascasarjana Unisma Malang, kampus terbaik LPTNU yang sedang mendorong institusi untuk kolaborasi internasional demi keunggulan komparatif. Pak Rektor saya sangat mendukung perjalanan saya ini.

Saya diajak, didampingi, dan difasilitasi untuk bertemu beberapa pimpinan perguruan tinggi, termasuk University of Warwick, University of Nottingham, dan King’s College London yang menduduki peringkat 37 dunia dan didirikan lebih dari 200 tahun lalu serta berencana menjalin kerjasama dengan kampus-kampus di Jatim. Kami berhasil mendapatkan komitmen kerjasama antar universitas.

Saya dan Wakil Rektor 1 Unair, Prof Bambang Septiari Lukiswanto, Rektor Unipdu Jombang KH Zulfikar As’ad, MMR (Gus Ufik) tidak hanya gembira atas kesempatan bertemu beliau tapi juga mudah mendapatkan akses untuk menuju peringkat terbaik di Indonesia dan LPTNU.

Membangun kampus masa depan yang maju, modern, dan memiliki jejaring luas dengan kampus internasional kelas dunia adalah prasyarat utama.

“Ini luar biasa dan memberikan manfaat signifikan bagi Jawa Timur, alumni, dan Unair,” kata Prof Bambang. Sedangkan Gus Ufik mengatakan bahwa perbandingan ini sangat menginspirasi lembaga pendidikan dan marwah Islam Indonesia di panggung dunia,” sahutnya.

Pikiran-pikiran Khofifah tidak hanya mengambang, tapi diupayakan untuk dijelaskan dan diwujudkan. Diperjuangkan, bahkan diiringi dengan shalawat dan dzikir, shalat malam, dan sedekah anak yatim serta shalawat dalam setiap kegiatannya.

Khofifah jauh dari kesan sebagai pemimpi dengan gagasan besar namun tanpa tindakan. Kerjanya nyata, meruntuhkan kebiasaan orang yang hanya suka omong kosong tanpa tindakan nyata.

Hidupnya sepertinya hanya untuk kehormatan ummat dan kebutuhan hidup masyarakat Jawa Timur. Kegiatannya sangat padat, dengan dakwah Islam moderat di level internasional.

Di Inggris, agenda juga berkaitan dengan penguatan diaspora masyarakat dan mahasiswa Indonesia di Eropa. Ini adalah potensi yang sudah dicoba banyak tokoh.

Kelebihan strategi misi dagang Khofifah, terutama di UK, adalah dia menghidupkan kembali semangat Muslimat dan IKA Unair yang disambut sangat antusias oleh pelajar, mahasiswa, warga Indonesia, dan tentu Dubes RI untuk Britania Raya Dr. Desra Percaya PhD.

Para pengusaha kelas internasional berkumpul, mendengarkan dengan seksama paparan Gubernur yang kuat dalam komitmen kerjasama dengan nilai triliunan rupiah.

Para konglomerat Inggris terlihat senang diberi peluang bisnis di Jawa Timur. Mereka baru menyadari bahwa pusat ekonomi Indonesia berada di Jatim. Sangat mudah dimengerti mengapa Jawa Timur menjadi episentrum ekonomi Indonesia.

Dalam acara tanggal 27 Agustus 2023 di Inggris, Khofifah menerima penghargaan Global Leadership Awards dari lembaga Muslim internasional yang mengakui peran Ibu dalam skala global dan tokoh Muslim Asia yang dianggap dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi dunia.

Dalam konteks ekonomi Jawa Timur selama lawatan 5 hari ini, Khofifah telah mempersiapkan dan mengadakan kegiatan misi dagang internasional yang sukses meyakinkan para pedagang dan investor Eropa untuk ikut serta dalam pembangunan Jawa Timur.

Paparannya sangat meyakinkan, sehingga dalam waktu dekat banyak investasi akan mengalir karena mereka yakin dengan kemudahan birokrasi dan lingkungan usaha yang sehat dan produktif.

Kami, rombongan jajaran pimpinan perguruan tinggi yang ikut dalam muhibah ini, merasa senang, bahkan terkadang terkesima oleh sejauh mana jaringan Khofifah dan sambutan hangat dari masyarakat luar negeri.

Hari-hari kami diisi dengan silaturrahmi ruhiyah dan ijtimaiyah dengan warga NU, tokoh NU, dan pelantikan PC istimewa Muslimat NU Inggris di tempat yang sangat prestisius, yaitu kantor Indonesian Islamic Centre London (IICL), dengan dana wakaf gotong royong senilai 1500 Poundsterling, yang merupakan kebanggaan kaum Muslimin terutama Muslimat NU.

Indonesia Islamic Centre London (IICL) ini adalah pusat kegiatan Islam di Inggris dan lambang dari kebangkitan NU di luar negeri.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua PCI Muslimat NU London, kegiatan khataman bulanan, tahlil, dan seni Islam rebana berpusat di lingkungan North West London yang dulunya pusat orang Yahudi. Ini merupakan sejarah Muslimat NU pertama kali dilantik oleh Ibu Ketua Umumnya.

Sebagai catatan, IICL adalah bekas sinagoge Yahudi yang dibeli oleh pengurus gereja. Lalu pada tahun 2022, dibeli oleh masyarakat Indonesia khususnya NU.

Sepanjang acara tersebut, Ketua PCI Muslimat NU dan beberapa Ibu Muslimat sangat terharu dan bahagia hingga menangis, karena mereka bisa bertemu dengan panutannya. Ketua PCNU setempat, Shandi Adiguna, juga sangat bangga dengan acara yang dihadiri oleh Ketua PBNU itu.

Kadang-kadang kita merasa khawatir akan masa depan NU, mengingat tantangan-tantangan internal dan eksternal yang besar. Namun dengan sosok dan sistem seperti yang dilakukan oleh Khofifah, serta kinerjanya, kita masih memiliki banyak harapan.

Kita dapat merasa lega dan berharap bahwa masa depan dunia Islam akan lebih baik, dengan munculnya kader-kader lain yang memiliki kualitas terbaik.