Keluarga Benteng Penguatan Pendidikan selama Pandemi Covid-19

Kondisi penyebaran pandemi Covid-19 belum juga menunjukkan zero kasus. Masih terus bertambah hari demi hari. Pelaksanaan PSBB di beberapa kota tidak berjalan sukses. Sikap apatis yang ditunjukkan masyarakat menunjukkan kekhawatiran yang bertambah kapan pandemi ini akan segera berakhir. Dampak social ekonomi sangat terasa dirasakan oleh lapisan masyarakat. Tidak ketinggalan dunia sekolah anak-anak juga kena dampak yang tidak pernah tahu kapan akan segera berakhir.

Praktis siswa sekolah dasar dan menengah mulai dari anak-anak PAUD, TK, SD atau Young Learners, SMP, SMA menetap di rumah bersama keluarga dan terlebih lagi berlama-lama dengan ibunya. Belajar dari rumah sebagai bagian dari kebijakan pemerintah untuk menekan angka penyebaran virus dilakukan. Meskipun itu terasa pahid dirasakan baik oleh anak sendiri, orang tua, guru, dan masyarakat. Betulkan pembelajaran yang dilakukan di rumah itu berjalan dengan normal? Akankah pendidikan dan masa depan anak ini lebih baik dari generasi sebelumnya? Hal inilah yang menjadi konsen penulis menyikapi dunia pendidikan hari ini. Lantas apa yg harus diperlakukan oleh keluarga?

“Al-ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq.”Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaikDemikian bunyi hadist. Dalam konteks inilah Rasulullaah menyerukan kepada keluarga khususnya para Ibu untuk menjadi sekolah bagi anak-anaknya.

Maka benarlah apa yg disampaikan Rasulullaah pada saat Pandemi Covid 19 yang juga belum reda, mengharuskan ibu menjadi sekolahan bagi anak-anaknya. Ibu sebagai garda terdepan yang mengantikan peran guru di rumah masing-masing. Terlebih bagi anak yang sedang mengenyam pendidikan dasar yang masih harus banyak menerima bimbingan dari orang tua. Jangan sampai anak merasa belajar di rumah selama masa pandemi ini dianggap sebagai liburan. Tapi mereka harus tetap didisiplinkan untuk terus belajar dalam kondisi sulit seperti sekarang ini.  

Apa yang harus dilakukan oleh ibu menyiapkan diri menjadi sekolah anak-anaknya adalah pertanyaan kemudian. Setidaknya ada lima hal yang harus disiapkan oleh ibu selama mendampingi putra-putrinya dirumah.

Pertama, tentu ibu harus memiliki sifat sabar sebagaimana para guru dimana tempat kita menitipkan pendidikan ilmu baik karakter maupun ilmu pengetahuan. Sabar adalah keinginan untuk terus membimbing putra-putrinya meskipun materi tersebut tidak dikuasai oleh orang tua atau si ibu. Sabar kedua tentu tidak semua ibu dididik ilmu tentang keguruan yang banyak mengenali tentang dunia pendidikan, maka sabar kedua adalah keinginan untuk terus membimbing meskipun tidak punya latar belakang keguruan.

Kedua, Ibu mampu transfer knowledge tentang filosofi kehidupan, tentang pentingnya anak-anak menimba ilmu darinya, belajar bersamanya untuk kurun waktu yang belum diketahui sampai kapan Covid 19 ini zero kasus. Filosofi ini sangat penting untuk ditanamkan agar anak-anak memiliki kepercayaan diri untuk terus belajar meskipun dalam kondisi sulit apapun.

Ketiga, Ibu mampu menjelaskan sesuatu sesuai kemampuan nalar anak-anak, capaian pembelajaran di rumah harus dirumuskan sesederhana mungkin sesuai usia anak-anaknya dan bisa terukur dengan baik.

Keempat, apa yg diperoleh anak-anak di sekolah dan di rumah tentu tidak sama, tetapi akan menjadi sama pada saatnya. Oleh karenanya kesungguhan ibu dalam mendampingi putra-putrinya dirumah adalah kunci keberhasilan dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa.

KelimaLast but not least pada musim pandemi Covid 19 sekarang ini, maka keluarga menjadi muara dimana suasana dan kejadian akan berakhir dengan cara yang damai. Tentu sebagai seorang muslim kita harus optimis dan menjaga keimanan kita agar apa yang dialami saat ini harus diridhai dan diterima dengan lapang dada seraya berikhtiar keluar dari pandemic ini.  

Akhirnya, keluarga adalah benteng terakhir. Ada Negara, ada Wilayah, ada Kota dan Desa, semua akan bersandar kepada keluarga. Semoga Segera Zero kasus penyebaran covid-19 dan Indonesia menjadi pioneer Sekolah Keluarga. Semoga.

*)Oleh: Dr. Hj. Mutmainnah Mustofa, M.Pd. KPS Magister Pendidikan Bahasa Inggris Program Pascasarjana dan Pengurus Wilayah BKMM Dewan Masjid Indonesia Jawa Timur.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, yang juga dipublikasikan di timesindonesia.co.id