Pertama di Indonesia, Ujian Disertasi Bersarung

Pertama di Indonesia, Ujian Disertasi diselenggarakan bersarung. Promosi doktor tersebut bersamaan dengan peringatan Hari Santri yang dilaksanakan di Universitas Islam Malang. Prof. Imam Suprayogo, mengaku selama 50 tahun pengalamannya, baru pertama kali Ujian disertasi menggunakan sarung.

Peringatan Hari Santri dilakukan dengan berbagai acara, salah satunya ialah  penggunaan sarung bagi seluruh civitas akademika. Penggunaan sarung ini berlangsung selama 3 hari selama 22 hingga 24 Oktober.

Pemakaian sarung ini juga dilaksanakan pula ketika pelaksanaan promosi Doktor Pendidikan Agama Islam Multikultural bagi Zainal Anshori dan Muhammad Tang pada 23 Oktober 2020 pukul 12.30 WIB dan 15.00 WIB.

Zainal Anshari, Akademisi IAIN Jember

Pertama, ujian disertasi bersarung  mempromosikan Zainal Anshari, dosen IAIN Jember. Anshari  mempertahankan disertasi dengan judul “Membangun Kesadaran Multikultural dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Multisitus pada SMA Muhammadiyah 3 dan SMA Katolik Santo Paulus Jember)”

Para dewan penguji mengajukan berapa pertanyaan yang terkait dengan penelitian yang dilakukan promovendus. Dewan penguji yang di ketuai oleh Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si beranggotakan Prof. Imam Suprayogo, Prof. Abdul Haris, M.Ag., Prof. Yaqub Cikusi, M.Si., Prof. Dr. Djunaidi Ghony, M.A., dan Prof. Junaidi, M.Pd., Ph.D. Ketua juga dibantu sekretaris, Prof. M. Mas’ud Said, MM., Ph.D

Prof. Imam berdialog dengan promovendus untuk memperdalam esensi pendidikan islam dan multikulturalisme. Prof. Abdul Haris bertanya mengenai pertimbangan-pertimbangan dalam memilih judul, memilih sekolah, dsb. Prof Yaqub mendalami proses penggalian data yang dilakukan oleh peneliti. Prof Mas’ud menyayangkan analisis yang kurang mendalam. Sedangkan Prof. Maskuri menguji seberapa dalam penguasaan peneliti pad  sisi metodologi penelitian kualitatif.

Muhammad Tang, Ayam Jantan dari Timur

Sidang disertasi kedua menguji Muhammad Tang, Dosen dan Wakil Ketua Bidang Akademik dan Kelembagaan STAI Al-Furqan Makassar. Pria ini bersarung khas Bugis dilengkapi kopyah dan keris. Promovendus  mempertahankan penelitian berjudul “Pendidikan Islam Multikultural dan Budaya Sipakatau”. Riset ini didasarkan pada perubahan sosial di Barang Soppeng Sulawesi Selatan.

Terdapat 3 temuan menarik dalam penelitian tersebut. Pertama, nilai pendidikan Islam multikultural dalam budaya Sipakatau relevan dengan tujuan dan prinsip pendidikan Islam. Nilai tersebut beradaptasi dengan zaman, dan tetap teraktualisasi dengan baik di tengah masyarakat. Temuan kedua menunjukkan bahwa perubahan budaya Sipakatau terjadi dalam 4 tahapan. Yakni assiamereng (adaptation), napaddupai akkatana’ (goal), napassidiwi (integration), dan ripiliharai (latency).

Muhammad Tang foto bersama dengan dewan Penguji didampingi sitri dan
pimpinan STAI Al-Furqan

Temuan ketiga mengidentifikasikan bahwa nilai budaya Sipakatau dan pola perubahannya menghasilkan konsep model pendidikan Islam multikultural. Konsep ini berbasis budaya Sipakatau yang menciptakan masyarakat “memanusiakan manusia” atau humanisme.

Kedua promosi doktor dilaksanakan secara luring di Gd. Usman bin Affan Lt. 7 dan daring melalui live streaming youtube Pascasarjana Unisma. Keduanya mendapatkan nilai A “Dengan Pujian”. Selamat, Doktor Anshori dan Doktor Tang. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat untuk lembaga pendidikan masing-masing! (Nad/Al/PPS)