KH Afifuddin Muhajir; Pancasila Bukan Penghalang Syariah

Pengukuhan KH Afifuddin Muhajir yang didatangi leh direktur pascasarjana

KH. Afifuddin Muhajir, M.Ag resmi memperoleh gelar doktor Kehormatan dari Fakultas Syariah, UIN Walisongo Semarang. Salah satu poin penting ialah Pancasila bukan Penghalang Syariah. Poin itu tercantum pada naskah akademik yang berjudul Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Timbangan Syariat.

Sidang senat penganugerahan tersebut dilaksanakan pada Rabu 20 Januari 2021. Turut hadir Rektor dan para guru besar, tetamu dari Ponpes Salafiyah Syafi’iyah KH. Azaim Ibrahimi, Gus Taj Jasin, Sekjen Kemenag, Perwakilan Perguruan Tinggi dan Ketua Tanfidz , Rois Syuriah PW NU Jateng.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pascasarjana, Prof. M. Mas’ud Said, MM., Ph.D turut hadir dan memberi catatan penting, Berikut di antaranya.

Baca pula Pertama di Indonesia, Ujian Disertasi Bersarung

Pertama, Posisi Kyai Afifuddin Muhajir dalam konteks Penguatan Negara Kesatuan dan konteks Ushul Fiqih sangat penting agar semua tatanan negara ini mendapat penjelasan yg paripurna.

Urgensi lainnya termasuk mengurangi tensi tidak perlu bila masih ada yg mengatakan bahwa negara ini adalah yangg tidak Islami dan oleh sebab itu aturannya tidak diikuti. Penjelasan kepada semua pihak bahwa Pancasila adalah final bagi Indonesia, karena Sila-sila dalam Pancasila adalah Islami dan tak satupu bertentangan dengan Islam bahkan sangat selaras.

Kedua, Pidato dan penjelasan yang mendalam dari ulama NU yang alim ini menguatkan negara dan pemerintah Indonesia dalam konteks pemikiran Islam Indonesia dan dunia. Lebih lebih prosesnya kesepakatan bersama bangsa Indonesia.

Ketiga, Pancasila itu Syar’i dengan sendirinya, karena termuat sila Ketuhanan, Kemanusiaan dan keadilan, Persatuan, Musyawarah atau Demokrasi dan Keadilan Sosial. Nilai-nilai dalam sila tersebut sangatlah Islami baik dari filsafat maupun fiqih.

Keempat, Pancasila bukan mani’ atau penghalang untuk menerapkan syariat Islam yang ada di dalamnya.

Pengantar dan pujian oleh para guru besar dari UIN Walisongo Semarang. Bahkan, Rektor UIN Walisongo, Prof. Dr. K.H Imam Taufiq, M.Ag mengatakan bahwa tak ada yang meragukan kealiman beliau Kyai Afifuddin Mauhajir di taraf nasional dan bahkan internasional.

Kyai Afifuddin memiliki kapasitas keilmuan tinggi di kalangan Nahdiiyyin dan bahkan kyai-kyai di PB NU dan MUI dan memberi pelajaran kepada para cendikiawan tentang konsep-konsep yang disusun secara terintegrasi tidak parsial dan tak menginsahkan syarat penguasaan bahasa Arab dan Al Qur’an. (MMS/AL/PPS)